Pengertian
Penyakit batu empedu atau kolelitiasis merupakan gangguan kesehatan
dimana terdapat batu dalam kandung atau saluran empedu. Pada beberapa
kasus, batu bisa saja terdapat di kedua organ tersebut. Batu ini
merupakan hasil dari cairan empedu yang memadat menjadi partikel keras
menyerupai potongan batu –seperti batu kerikil.
Empedu itu sendiri merupakan satu-satunya jalur yang bekerja untuk
mengeluarkan kelebihan kolesterol dari tubuh –baik sebagai kolesterol
bebas maupun sebagai garam empedu. Sedangkan kandung empedu merupakan
kantung yang berfungsi untuk menyimpan empedu sebelum dilepaskan ke
dalam usus. Letak kandung empedu ada di bawah organ hati.
Jika batu empedu masuk
ke dalam saluran empedu, maka dapat terjadi penyumbatan dan infeksi
pada saluran empedu (kolangitis). Penyumbatan yang terjadi pada saluran
empedu ini akan membuat bakteri tumbuh dan berkembang. Akibatnya
timbullah infeksi di dalam saluran. Bakteri tersebut juga bisa menyebar
melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.
Batu empedu dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu batu empedu
kolesterol, batu empedu pigmen, dan batu empedu campuran. Seperti
namanya, batu empedu kolesterol terbentuk dari kolesterol. Batu empedu
ini biasanya berwarna kuning atau hijau.
Selanjutnya batu empedu pigmen/bilirubin, terbentuk dari kalsium
bilirubinat yang terlalu banyak dalam empedu. Batu empedu yang satu ini
biasanya berwarna gelap, seperti hitam atau cokelat. Terakhir adalah
batu empedu campuran yang merupakan campuran antara kolesterol dan
bilirubin.
Diagnosis
Dalam mendiagnosis batu empedu, dokter akan mengumpulkan informasi dan
pemeriksaan fisik yang akurat terhadap pasien. Lebih dari setengah
penderita batu empedu biasanya tidak merasakan adanya gejala. Keluhan
yang mungkin timbul adalah kembung yang kadang disertai rasa tidak enak
pada tubuh ketika makan makanan berlemak.
Selain pengumpulan informasi, dokter juga akan menyarankan Anda untuk
menjalani pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang bisa
dilakukan antara lain adalah USG atau Pemeriksaan Ultrasonografi. Ini
merupakan pemeriksaan standard yang untuk memperkuat diagnosis batu
empedu. Pemeriksaan USG memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi,
yaitu mencapai 95%.
Selain USG, pemeriksaan lain yang juga bisa dilakukan adalah CT Scan.
Pemeriksaan dengan CT Scan dilakukan bila batu berada di dalam saluran
empedu. Selain itu ada juga pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance
Imaging). Pemeriksaan ini diperlukan apabila ada komplikasi sakit
kuning.
Gejala
Batu empedu pada umumnya tidak menimbulkan keluhan pada penderita
–selama batu tidak masuk ke dalam saluran empedu. Namun jika batu masuk
ke dalam ujung saluran empedu, Anda bisa saja merasakan adanya keluhan
tertentu.
Apabila berukuran kecil, ada kemungkinan batu dengan mudah melewati
saluran empedu dan masuk ke usus duabelas jari. Batu empedu tersebut
mungkin saja tidak menimbulkan gejala hingga berpuluh tahun lamanya.
Gejala yang cukup mencolok pada gangguan batu empedu adalah rasa nyeri
yang cenderung hebat dan menetap di saluran empedu. Nyeri tersebut
timbul jika saluran empedu tersumbat oleh batu. Hal tersebut juga bisa
memicu timbulnya rasa sakit perut hebat yang menjalar ke punggung atau
bahu. Mual dan muntah sering kali berkaitan dengan serangan nyeri ini.
Gejala lain yang juga bisa muncul adalah demam, nyeri seluruh permukaan
perut, perut terasa melilit, dan perut terasa kembung. Rasa nyeri yang
hebat bisa saja berlangsung lebih dari 15 menit dan baru menghilang
beberapa jam kemudian.
Timbulnya rasa nyeri seringkali berlangsung perlahan-lahan. Namun 30%
kasus, rasa nyeri timbul secara tiba-tiba. Nyeri akibat batu saluran
empedu biasanya menetap dan bertambah buruk sewaktu menarik nafas dalam.
Pengobatan
Pengobatan batu empedu harus
disesuaikan dengan perkembangan batu dan dampaknya pada Anda. Sebab,
pada dasarnya batu empedu member dampak dan pengaruh yang berbeda antara
tiap orang.
Ada beberapa langkah pengobatan batu empedu:
Tahap Awal
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, batu empedu tidak selalu menimbulkan gejala. Jika batu empedu tidak menimbulkan gejala apapun, dokter biasanya tidak akan melakukan tindakan medis khusus. Namun, dokter akan memastikan terlebih dahulu bahwa tidak ada kemungkinan komplikasi yang akan terjadi. Tapi jika ditemukan adanya kemungkinan komplikasi atau penyakit lain yang berisiko meningkatkan komplikasi, maka diperlukan pengobatan lebih lanjut.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, batu empedu tidak selalu menimbulkan gejala. Jika batu empedu tidak menimbulkan gejala apapun, dokter biasanya tidak akan melakukan tindakan medis khusus. Namun, dokter akan memastikan terlebih dahulu bahwa tidak ada kemungkinan komplikasi yang akan terjadi. Tapi jika ditemukan adanya kemungkinan komplikasi atau penyakit lain yang berisiko meningkatkan komplikasi, maka diperlukan pengobatan lebih lanjut.
Tahap Lanjut
Pada tahap ini, perlu dilihat tingkat keparahan yang terjadi. Jika gejala nyeri yang Anda rasakan masih tergolong ringan dan jarang muncul, maka konsumsi obat sudah cukup. Biasanya obat yang diperlukan adalah kenis obat-obatan pereda sakit. Selain itu, sebaiknya Anda juga mengubah pola makan agar lebih sehat.
Pada tahap ini, perlu dilihat tingkat keparahan yang terjadi. Jika gejala nyeri yang Anda rasakan masih tergolong ringan dan jarang muncul, maka konsumsi obat sudah cukup. Biasanya obat yang diperlukan adalah kenis obat-obatan pereda sakit. Selain itu, sebaiknya Anda juga mengubah pola makan agar lebih sehat.
Namun jika rasa nyeri yang muncul –khususnya di area perut– terasa
sangat hebat, maka diperlukan ada tindakan medis lebih lanjut. Apalagi
jika nyeri muncul cukup sering. Kemungkinan diperlukan adanya tindakan
operatif.
Tindakan Operatif
Tindakan medis ini diperlukan hanya apabila gejala yang Anda rasakan sangat berat dan parah. Kemungkinan terburuk adalah kantong empedu Anda harus diangkat. Ada beberapa tindakan operatif yang bisa dilakukan untuk menangani masalah batu empedu.
Tindakan medis ini diperlukan hanya apabila gejala yang Anda rasakan sangat berat dan parah. Kemungkinan terburuk adalah kantong empedu Anda harus diangkat. Ada beberapa tindakan operatif yang bisa dilakukan untuk menangani masalah batu empedu.
- Kolesistektomi laparoskopik
Ini merupakan tindakan operatif yang paling sering direkomendasikan karena menghasilkan sayatan yang sangat minimal. Tindakan ini juga dikenal dengan istilah operasi lubang kunci karena ukuran sayatan yang sangat kecil –mirip lubang kunci. Masa pemulihan yang Anda perlukan berlangsung selama 1-2 minggu. - Kolesistektomi terbuka
Tindakan ini diperlukan jika ukuran batu empedu cukup besar hingga tidak dapat dikeluarkan lewat operasi lubang kunci. Atau bisa juga dilakukan jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk menjalani Kolesistektomi laparoskopik. Penyebabnya bisa bermacam-macam –seperti letak kandung empedu yang suli dijangkai atau pada kasus penderita obesitas. Masa pemulihan cukup lama, yaitu 1-1,5 bulan. - ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography)
Untuk menangani masalah penyumbatan pada saluran empedu akibat adanya batu empedu juga dapat dilakukan lewat prosedur ERCP. Prosedur ini dilakukan tanpa mengangkat kandung empedu. - ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Ini merupakan prosedur pemecahan batu dengan menggunakan gelombang suara. Beberapa tahun yang lalu, penggunaan prosedur ESWL sangat popular. Meski demikian, prosedur ini hanya terbatas pada pasien yang telah benar-benar dipertimbangkan untuk menjalani terapi ini
Penyebab
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada tiga jenis batu empedu.
Masing-masing terbentuk dan memiliki kandungan yang berbeda-beda. Batu
empedu kolesterol mengandung sedikitnya 70% kolesterol dan sisanya
adalah kalsium karbonat, kalsium palmitit, serta kalsium bilirubinat.
Bentuknya lebih bervariasi dibandingkan bentuk batu pigmen.
Batu empedu ini
hampir selalu terbentuk di dalam kandung empedu. Permukaannya licin,
bulat, berduri, dan terkadanga ada yang mirip seperti buah murbei. Batu
empedu kolesterol terjadi karena konsentrasi kolesterol di dalam cairan
empedu tinggi. Hal tersebut tejadi sebagai akibat dari kolesterol dalam
darah sangat tinggi.
Kolesterol yang tinggi dalam kantong empedu dapat memicu pengendapan
yang lama kelamaan berubah menjadi batu. Penyebab lain adalah
pengosongan cairan empedu di dalam kantong empedu yang kurang sempurna.
Sisa cairan empedu di dalam kantong setelah proses pemompaan empedu juga
dapat menyebabkan pengendapan.
Berbeda dengan batu empedu pigmen. Penampilan batu kalsium bilirubinat
yang disebut juga batu lumpur atau batu pigmen, tidak banyak bervariasi.
Seringkali ditemukan berbentuk tidak teratur, berukuran kecil, dengan
variasi warna antara coklat, kemerahan, sampai hitam, dan terkadang
berjumlah banyak.
Bentuknya seperti lumpur atau tanah yang rapuh. Batu pigmen terjadi
karena bilirubin sukar larut dalam air. Selain itu juga karena adanya
pengendapan garam bilirubin kalsium atau akibat penyakit infeksi.
Selanjutnya batu empedu campuran. Ini adalah jenis batu empedu yang
paling banyak dijumpai –bahkan mencapai 80%. Batu empedu yang satu ini
terbentuk dari kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai garam kalsium.
Biasanya berganda dan sedikit mengandung kalsium "
0 comments:
Post a Comment