Jaga Kesehatan

Jagalah selalu kesehatan anda.

Jaga Kesehatana

Jagalah selalu kesehatan anda.

Jaga Kesehatana

Jagalah selalu kesehatan anda.

Jaga Kesehatana

Jagalah selalu kesehatan anda.

Jaga Kesehatana

Jagalah selalu kesehatan anda.

Thursday, December 29, 2016

Angioedema

Pengertian

Angioedema merupakan reaksi alergi pada jaringan di bawah kulit yang ditandai dengan pembengkakan. Pembengkakan dapat disertai bilur-bilur besar pada area yang terkena. Biasanya bagian yang paling sering mengalaminya adalah area di dekat bibir dan mata.
Gangguan kulit ini tidak berbahaya, bahkan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa meninggalkan bekas pada kulit. Namun, pada beberapa kasus, pembengkakan akibat angioderma yang terjadi di tenggorokan dapat menyebabkan penderitanya sulit bernapas sehingga mengancam nyawa.

Diagnosis

Proses penentuan diagnosis angioedema dapat dilakukan melalui serangkaian wawancara dan pemeriksaan fisik. Dalam proses wawancara, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh penderita angioedema. Pemeriksaan lain yang mungkin bisa dilakukan adalah pemeriksaan darah dan radiologi.




Angioedema

Angioedema

 

Gejala

Beberapa gejala angioedema yang paling mudah dikenali adalah terjadinya pembengkakan di jaringan bawah kulit. Area yang paling sering mengalaminya adalah di sekitar bibir dan mata. Terkadang pembengkakan bisa berwarna kemerahan, terasa hangat, dan nyeri.

Pembengkakan biasanya hanya berlangsung sesaat atau selama satu hingga dua hari. Namun bengkak dapat berpindah ke area lain dan bertahan selama beberapa hari hingga menjadi kronis. Meski akan terasa mengganggu, angioedema jarang berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Kecuali bila menyerang area saluran napas.

Pengobatan

Penanganan angioedema yang dapat dilakukan adalah:
  • Menghindari alergen atau hal-hal yang mungkin menyebabkan angioedema
  • Menghindari konsumsi obat-obatan, suplemen atau obat herbal saat gejala muncul
  • Penggunaan obat-obatan seperti antihistamin, antiinflamasi

Penyebab

Hingga saat ini, penyebab utama angioedema belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, pada umumnya angioedema disebabkan oleh reaksi alergi. Makanan, minuman anggur (wine), obat-obatan atau kondisi yang menimbulkan ketegangan psikis diyakini sebagai faktor pemicu angioedema.

Pada beberapa kasus, angioedema dapat terjadi karena paparan sinar matahari, cuaca (baik panas maupun dingin), ataupun serangga. Selain itu, penyakit ini bisa saja muncul bersamaan dengan penyakit autoimun lainnya. Faktor keturunan (genetis) turut dicurigai sebagai pemicu angioedema.

Monday, December 26, 2016

Batuk Batuk

Pengertian

Batuk-batuk merupakan refleks tubuh untuk membersihkan saluran napas dari lendir atau bahan penimbul iritasi lain seperti debu atau asap. Refleks batuk ini adalah reaksi normal dan pertanda bahwa tubuh berfungsi dengan baik.
Bila terjadi batuk kering biasanya tenggorokan terasa gatal meskipun tidak ada dahak (lendir kental). Sedangkan batuk berdahak berarti terjadi produksi dahak yang sebetulnya berfungsi untuk membersihkan saluran napas.

Diagnosis

Batuk-batuk pada dasarnya merupakan gejala dari suatu penyakit. Untuk mengetahui penyebab batuk biasanya dokter akan menanyakan riwayat kesehatan seseorang dan melakukan pemeriksaan fisik.

 Batuk Batuk

Selain itu, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih detil bisa dilakukan pemeriksaan penunjang seperti tes darah, tes alergi, radiologi sinar X di dada, atau analisis sampel dahak. Akan tetapi pemeriksaan lengkap macam ini umumnya tidak dilakukan jika dokter menganggap seseorang lebih terindikasi mengalami batuk-batuk biasa.

Gejala

Batuk-batuk biasanya merupakan gejala ringan dari flu. Umumnya ada tanda lain, seperti:
  • tenggorokan gatal pada batuk kering
  • banyak lendir atau dahak pada batuk berdahak
  • meriang atau menggigil
  • bersin-bersin atau pilek atau hidung tersumbat
  • nyeri kepala

Pengobatan

Batuk biasa yang disebabkan oleh virus akan berhenti dan sembuh sendiri dalam waktu tiga minggu. Perawatan di rumah dengan cukup beristirahat, minum banyak air putih, dan minum obat yang tepat dapat membantu penyembuhan. Jika pengobatan telah berlangsung lebih dari tiga minggu dan batuk tidak juga hilang, maka kembali periksakan diri Anda ke dokter untuk menemukan penyebab lainnya. 

Obat batuk yang dijual bebas ada kalanya mampu membantu meringankan gejala. Namun perlu diperhatikan bahwa obat batuk macam ini belum tentu tepat digunakan untuk semua orang. Anak berusia di bawah 6 tahun tidak boleh diberikan obat batuk. Sementara anak usia 6 sampai 12 tahun, pemberian obat batuk harus di bawah pengawasan dokter.

Penyebab

Ada banyak penyebab batuk-batuk, khususnya batuk akut. Berikut beberapa di antaranya:
  • Infeksi saluran pernapasan atas yang menyerang tenggorokan dan sinus, seperti gangguan flu, radang tenggorokan, sinusitis, dan batuk rejan.
  • Infeksi saluran pernapasan bawah yang menyerang trakea (batang tenggorok), bronkus (saluran pernapasan di rongga dada), bronkiolus (cabang saluran bronkus), dan paru-paru seperti bronkitis atau pneumonia.
  • Alergi seperti alergi rhinitis (radang selaput hidung).
  • Kekambuhan dari penyakit kronik seperti asma, bronkitis kronik dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Terhirup debu atau asap
Batuk pada anak-anak biasanya juga disebabkan oleh infeksi saluran napas atas, asma, atau GERD. Bisa juga disebabkan oleh:
  • Bronkiolitis (radang pada batang saluran pernapasan)
  • Croup (infeksi virus yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran pernafasan bagian atas, yaitu laring, trakea dan bronkus)
  • Batuk rejan (dikenal juga sebagai pertussis atau batuk 100 hari akibat infeksi bakteri pada saluran pernapasan)

Pencegahan

Biasanya batuk-batuk akan sembuh bila infeksi bakteri yang terjadi telah diatasi. Untuk mencegah infeksi bakteri, kuman, dan debu, lakukan perubahan gaya hidup yang mendukung kesehatan secara umum, seperti:
  • mengonsumsi makanan sehat sehingga tubuh memiliki daya tahan untuk membantu mencegah infeksi paru-paru dan seluruh sistem saluran pernapasan.
  • olahraga ringan dan teratur agar berat badan stabil dan sistem pernapasan terlatih. Kelebihan berat badan membuat tubuh menanggung beban pada sistem pernapasan yang membuat bernapas pun lebih sulit. Olahraga akan melatih paru-paru dan jantung untuk bekerja lebih efisien dan optimal.
  • menghindari lingkungan berasap kabut.
  • berhenti merokok dan hindari sebisa mungkin menjadi perokok pasif. Terpapar asap rokok sebagai perokok pasif kini diketahui sama berbahayanya seperti perokok aktif.
  • menghindari alergen atau bahan-bahan atau lingkungan yang mungkin menjadi pemicu gejala alergi di tubuh Anda.
  • tingkatkan daya tahan tubuh agar tehindar dari gangguan flu atau selesma.

Wednesday, December 21, 2016

Batuk Darah

Batuk darah atau hemoptisis merupakan keadaan saat seseorang mengeluarkan darah ketika batuk. Batuk darah adalah gejala atau tanda dari suatu penyakit saluran pernapasan. Volume darah yang keluar bersama batuk bervariasi, tergantung laju dan lokasi perdarahan.
Penyebab batuk darah yang paling sering, di antaranya:
  • Infeksi Tuberkulosis Paru (TBC Paru)
  • Kanker paru
  • Edema paru, karena adanya masalah pada jantung
  • Iritasi saluran napas

 Batuk Darah

 

Diagnosis

Diagnosis batuk darah dimulai dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan yang dilakukan dapat meliputi pemeriksaan darah, atau pemeriksaan toraks melalui foto rontgen untuk memperlihatkan gambaran paru pasien.

Untuk mengetahui secara jelas penyebab dari batuk darah, penderita perlu melakukan pemeriksaan bronkoskopi. Ini adalah prosedur yang dilakukan dengan memasukkan alat bernama bronkoskop melalui tenggorokan, laring, trakea ke dalam bronkus. Pemeriksaan bronskopi akan merekam dan memberikan gambaran keadaan saluran napas pasien.

Gejala

Gejala yang dapat dikeluhkan pasien batuk darah tergantung dari penyebab yang mendasari. Contoh, jika penyebab dari batuk darah adalah infeksi Tuberkulosis, maka gejala yang dikeluhkan adalah adanya keringat malam, sesak napas, dan penurunan berat badan.

Sedangkan jika penyebabnya adalah kanker paru, maka gejala yang dikeluhkan pasien dapat berupa nyeri di daerah paru, penurunan berat badan, sesak nafas dan tanda penyebaran kanker ke organ lain.

Pengobatan

Langkah awal dan yang paling penting dalam pengobatan batuk darah adalah mempertahankan kondisi jalan napas. Hal ini diperlukan, karena darah pada saluran napas dapat menyebabkan gagal napas dan berakibat fatal. Pemberian suplementasi oksigen, dan mempertahankan keadaan hemodinamik sangat diperlukan.
Jika keadaan sudah lebih stabil, pada kondisi batuk darah yang banyak dapat dilakukan prosedur bronkoskopi untuk mencari sumber dan penyebab perdarahan. Setelah diketahui sumbernya, suntikan epinefrin atau penekanan dengan balon dapat dilakukan.

Pencegahan

Sebagian kasus batuk darah disebabkan oleh kelainan pada paru-paru dan saluran napas.
Agar tidak memanjang dan menyebabkan komplikasi lain, tindakan pencegahan yang harus dilakukan adalah menerapkan gaya hidup sehat, menjauhi polusi udara dengan menggunakan masker, berhenti merokok atau menghindari paparan asap rokok, dan mengonsumsi obat batuk atau obat-obatan penunjang lainnya sesuai dengan resep dokter.

Saturday, December 17, 2016

Amenorea

Pengertian

Tidak haid, atau dalam bahasa medis dikenal sebaga amenorea, merupakan keadaaan tidak terjadi menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan, menyusui, dan setelah menopause.

Siklus menstruasi normal seorang wanita melibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisi-aksis, indung telur, dan organ reproduksi yang sehat. Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda-bead. Meski demikian, rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.

Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
  1. Amenorea primer. Ini merupakan keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita berusia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1– 2.5% wanita usia reproduksi.
  2. Amenorea sekunder. Pada amenorea tipe ini, menstruasi tidak terjadi selama 3 siklus. Bahkan pada kasus oligomenorea (salah satu jenis amenorea sekunder), jumlah darah menstruasi hanya sedikit.
Pada beberapa kasus amenorea/ tidak haid bisa terjadi komplikasi berupa infertilitas. Terutama pada amenorea yang disebabkan oleh gangguan hormon maka.
Amenorea

 Amenorea


Gejala

Tanda amenorea/ tidak haid adalah tidak terjadinya menstruasi pada usia 16 tahun. Kondisi tersebut bisa saja terjadi baik dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis).


Selain itu, kondisi lain yang juga bisa dicurigai adalah jika Anda tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.

Penyebab

Amenorea/ tidak haid bisa disebabkan karena banyak hal. Beberapa hal di antaranya adalah:
  • Pubertas terlambat
  • Gangguan pada indung telur (ovarium), seperti tumor ovarium, kegagalan fungsi indung telur
  • Gangguan produksi hormon, seperti hipotioridisme, sindrom cushing
  • Penyakit berat, seperti penyakit ginjal kronik
  • Pengobatan penyakit kronik
  • Pengangkatan kandung rahim
  • Kelainan bawaan pada system kehamilan
  • Kelainan kromoson
  • Olahraga berlebihan
  • Tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina (agenesis uterovaginal)
  • Gangguan pada susunan saraf pusat
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan. Jika kemungkinan kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi telah disingkirkan, maka penyebab lain yang memungkinkan adalah:
  • Stres dan depresi
  • Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan obesitas
  • Gangguan hipotalamus dan hipofisis
  • Gangguan indung telur
  • Obat-obatan
  • Penyakit kronik dan sindrom asherman

Diagnosis

Diagnosis amenorea/tidak haid dilakukan melalui proses pengumpulan informasi lewat serangkaian wawancara. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Pada pemeriksaan fisik pada amenorea/ tidak haid bisa ditemukan kondisi seperti berikut:
  • Ditemukan kegagalan tumbuhnya organ seksual sekunder –seperti payudara dan pertumbuhan rambut pubis.
  • Pada kasus-kasus lain, bisa ditemukan juga gangguan pertumbuhan tubuh.
Pemeriksaan penunjang:
  • Pada amenorea primer. Apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder, maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi –seperti indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim. 

    Pemeriksaan bisa dilakukan dengan prosedur ultrasonografi (USG), histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
  • Pada amenorea sekunder. Tentu saja hal yang pertama-tama harus dilakukan adalah menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan. Setelah itu dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Sebab kadar hormon tiroid dapat memengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh.
Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen/ Progestogen Challenge Test adalah pilihan yang bisa dilakukan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.

Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan akana disesuaikan dengan penyebab dari amenorea/ tidak haid. Jikacpenyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah kunci utama pengobatan. Selain itu, belajar untuk mengatasi stres dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu.

Terapi amenorea dikelompokkan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, serta penyebab susunan saraf pusat.
  1. Saluran reproduksi
    • Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia). Pengobatan bisa dilakukan dengan terapi menggunakan krim estrogen.
    • Kelainan bawaan vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), dan septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Terapi yang bisa dilakukan adalah dengan prosedur operasi kecil (insisi atau eksisi).
    • Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Pengobatan dilakukan dengan tindakan non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada. Atau bisa juga dilakukan terapi bedah dengan membuat vagina baru.
    • Parut pada rahim. Hal ini dapat diterapi dengan operasi untuk pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang juga diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim2.
  2. Gangguan indung telur
    • Disgenesis gonadal. Gangguan ini bisa diterapi dengan penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual.
    • Tumor ovarium. Untuk mengatasinya bisa dilakukan prosedur pembedahan untuk mengangkat tumor. 
  3. Gangguan susunan saraf pusat
    • Gangguan hipofisis. Gangguan ini bisa diterapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh.
    • Gangguan hipotalamus. Untuk mengatasinya dapat dilakukan terapi sesuai dengan penyebabnya.

Pencegahan

Amenorea/ tidak haid dapat dicegah dengan cara menghindari stres, cukup istriahat, konsumsi makanan yang bernutrisi tinggi, serta mengkonsumsi air putih yang cukup. Selain itu, pastikan juga Anda berolahraga yang cukup.

Thursday, December 15, 2016

Batuk Kronis

Pengertian

Batuk kronis adalah batuk yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Biasanya, masa berlangsungnya batuk hingga satu atau dua bulan lebih.
Batuk pada dasarnya merupakan gejala dari suatu penyakit. Kondisi ini merupakan refleks tubuh untuk membersihkan saluran napas dari lendir atau bahan pemicu iritasi lain –seperti debu atau asap. Refleks batuk ini adalah reaksi normal dan pertanda bahwa tubuh berfungsi dengan baik.
Bila terjadi batuk kering biasanya tenggorokan terasa gatal meskipun tidak ada dahak (lendir kental). Sedangkan batuk berdahak berarti terjadi produksi dahak yang sebetulnya berfungsi untuk membersihkan saluran napas.

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis batuk kronis, dokter akan mencari tahu penyebab batuk terlebih dahulu. Biasanya dokter akan menanyakan riwayat kesehatan seseorang dan melakukan pemeriksaan fisik.
Selain itu, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih detil bisa dilakukan pemeriksaan penunjang seperti tes darah, tes alergi, radiologi sinar X di dada, atau analisis sampel dahak.

Gejala

Batuk kronis merupakan gejala dan biasanya bukan gejala satu-satunya. Ada gejala penyerta yang bisa menunjukkan penyebabnya, seperti:
  • Bronkitis kronis: batuk produktif yang lendirnya berwarna kuning keabu-abuan atau kehijauan dapat berlangsung selama tiga bulan dalam setahun dan bisa terjadi setidaknya pada dua tahun berturut-turut.
  • Postnasal drip: adanya lendir dari belakang hidung ke tenggorokan akibat rinitis (radang selaput hidung) atau sinusitis.
  • Asma: sesak napas dan kesulitan bernapas dengan adanya suara seperti napas yang terjepit dan berbunyi ngik-ngik atau mengi
  • Gastroesofagheal Reflux Disease (GERD): rasa sesak, panas, dan seperti terbakar pada ulu hati dan menjalar ke dada.

Pengobatan

Batuk kronis tidak akan berhenti jika asal mula penyebabnya tidak diatasi. Konsultasikan ke dokter segera, terutama bila Anda mengalami hal sebagai berikut:
  • batuk tidak hilang dalam 5–7 hari meski sudah minum obat batuk yang dijual bebas di apotik.
  • batuk sangat parah atau semakin hari semakin parah.
  • batuk berdarah atau disertai sesak napas atau sulit bernapas atau nyeri dada.
  • gejala lain yang mengkhawatirkan seperti penurunan berat badan yang tidak diinginkan, perubahan suara, terdapat benjolan, atau bengkak pada leher

 Batuk Kronis

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi batuk bisa sangat bervariasi, bergantung pada penyebabnya. Beberapa di antaranya adalah pengobatan:
  • Asma dengan steroid agar tidak mudah kambuh
  • Alergi dengan obat anti-alergi dan steroid
  • Infeksi bakteri dengan pemberian antibiotik
  • GERD dengan obat antasida
  • PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) dengan bronkodilator atau jenis obat-obatan untuk memperbaiki kapasitas paru-paru menyerap oksigen.

Penyebab

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan batuk kronis terjadi. Beberapa di antaranya adalah:
  • Infeksi saluran pernapasan kronis seperti bronkitis kronis
  • Asma
  • Alergi
  • Merokok
  • Bronkiektasis (perusakan dan pelebaran abnormal saluran pernapasan besar)
  • Postnasal drip (lendir berlebihan yang menumpuk di belakang tenggorokan)
  • GERD
  • Efek samping obat-obatan seperti jenis obat ace-inhibitor untuk masalah tekanan darah tinggi
  • Fibrosis kistik pada anak-anak (sejenis gangguan kesehatan bersifat genetis yang membuat lendir dalam tubuh melengket. Kasusnya jarang ditemui)

Pada kasus-kasus tertentu, batuk kronis bisa jadi merupakan gejala gangguan kondisi kesehatan yang lebih serius seperti kanker paru, gagal jantung, emboli paru atau penyakit tuberkulosis. Karena itu, jangan sepelekan batuk yang tak kunjung sembuh atau yang semakin berat.

Pencegahan

Biasanya batuk kronis tidak bisa disembuhkan secara total karena penyakit pengiringnya yang juga sudah kronis. Untuk itu, perubahan gaya hidup yang mendukung kesehatan secara umum dan meredakan gejala batuk perlu dilakukan, seperti:

  • mengonsumsi makanan sehat sehingga tubuh memiliki daya tahan untuk membantu mencegah infeksi paru-paru.
  • olahraga ringan dan teratur agar berat badan stabil dan sistem pernapasan terlatih. Kelebihan berat badan membuat tubuh menanggung beban pada sistem pernapasan yang membuat bernapas pun lebih sulit. Olahraga akan melatih paru-paru dan jantung untuk bekerja lebih efisien dan optimal.
  • menghindari lingkungan berasap kabut.
  • berhenti merokok dan hindari sebisa mungkin menjadi perokok pasif. Terpapar asap rokok sebagai perokok pasif kini diketahui sama berbahayanya seperti perokok aktif.
  • menghindari alergen atau bahan-bahan atau lingkungan yang mungkin menjadi pemicu gejala alergi di tubuh Anda.
  • tingkatkan daya tahan tubuh agar tehindar dari gangguan flu atau selesma.

Sunday, December 11, 2016

Rutin Konsumsi Apel Bisa Usir Penyakit Ini

Dikenal sebagai buah yang kaya akan kandungan serat, fitonutrien, dan antioksidan, apel ternyata dapat digunakan untuk mencegah penyakit jantung, stroke, dan kanker. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika.
Percobaan klinis tersebut melibatkan orang dewasa sehat yang meminum 350 ml jus apel atau makan 2 buah apel setiap hari. Hasilnya, penurunan kadar kolesterol menurun hingga 20 persen setelah 6 minggu mengikuti diet apel.
Kandungan fitonutrien dalam apel berfungsi untuk melawan LDL (kolesterol “jahat”). Apel juga kaya akan pektin, yang merupakan serat larut yang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol.

Rutin Konsumsi Apel Bisa Usir Penyakit Ini-Dianne Hyson, ahli gizi di penelitian tersebut, mengungkapkan, “Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayuran terkait dengan penurunan risiko penyakit arteri koroner. Namun, ini merupakan studi klinis pertama yang menunjukkan manfaat potensial dalam jus apel dan buah apel.”

Ia juga mengatakan, asupan jus apel atau apel secara moderat mampu mengurangi faktor risiko penyakit jantung dalam waktu cukup singkat. Meski tampak sepele, diet tersebut mungkin memainkan peran penting bagi kesehatan jantung.

Sementara itu, peneliti dari Finlandia menemukan bahwa seorang yang banyak makan apel memiliki tingkat risiko menderita stroke yang lebih rendah. Hal ini berkat senyawa aktif fitonutrien yang terdapat pada apel. Kesimpulan ini berdasarkan evaluasi catatan makanan dan hasil kesehatan dari 9,208 pria.

Selain itu, peneliti dari Inggris juga menemukan bahwa mereka yang sering mengonsumsi apel memiliki kualitas paru yang lebih baik ketimbang seseorang yang tidak memakan apel. Periset percaya bahwa zat quercetin yang terdapat pada apel mampu menurunkan risiko kanker dan serangan jantung.

Bahkan Finland's National Public Health Institute menyimpulkan, diet apel berhubungan dengan penurunan risiko pengembangan kanker. Studi ini melibatkan 9,959 pria dan wanita yang secara teratur mengonsumsi apel. Para periset juga menyampaikan, risiko kanker paru-paru turun sebesar 46 persen dari orang-orang yang konsumsi apelnya tinggi.
Melihat hasil studi para peneliti, tak ada salahnya bagi Anda untuk mulai rutin makan apel. Anda dapat mengonsumsi dua buah apel dalam sehari. Selamat mencoba!

Epilepsi Atau Penyakit Ayan

Pengertian

Epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi yang membuat penderitanya mengalami kejang secara berulang. Kurang lebih 50 juta orang dari populasi dunia adalah penderita epilepsi. Data yang diambil dari catatan WHO memperlihatkan bahwa pertumbuhan penderita epilepsi tiap tahunnya mencapai 2.4 juta orang. Hampir 80 persen penderita epilepsi tinggal di negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah.
Tingkat keefektifan pengobatan epilepsi pada seorang penderita adalah 70 persen. Angka tersebut cukup tinggi, tetapi 75 persen dari penderita epilepsi yang tinggal di negara berpendapatan per kapita rendah dan menengah tidak mendapatkan penanganan yang mereka butuhkan.
Status Epileptikus
Status epileptikus adalah kondisi ketika penderita epilepsi mengalami kejang selama lebih dari 30 menit atau mengalami serangkaian kejang pendek.
Saat itu terjadi, penderita biasanya akan berada dalam kondisi tidak sadar. Dibutuhkan tindakan segera untuk menanganinya, karena status epileptikus dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen –bahkan kematian.
Ayan

Diagnosis

Seseorang baru dapat dicurigai memiliki kondisi epilepsi apabila telah mengalami kejang lebih dari satu kali. Dokter akan mengumpulkan fakta seputar ciri-ciri kejang yang dialami pasien. Sebaiknya pasien sudah memiliki catatan mengenai karakteristik kejang yang dialami, berdasarkan keterangan dari orang-orang yang melihat kejadian kejang pasien.
Selain itu, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, gaya hidup, serta obat-obatan yang mungkin sedang dikonsumsi pasien. Apabila informasi yang terkumpul belum cukup untuk melakukan diagnosis, dokter dapat melakukan metode pemeriksaan lain, seperti:
  • Electroencephalogram atau EEG. Ini adalah pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis epilepsi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas elektrik di dalam otak, termasuk jika terjadi gangguan.
  • Magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan ini menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk mendapatkan gambar detail otak. Dengan demikian, dokter bisa mendeteksi kondisi yang ada di dalam otak, misalnya tumor atau kecacatan, yang dapat memicu terjadinya kejang.

Gejala

Gejala utama epilepsi adalah kejang lebih dari satu kali atau berulang. Karakteristik kejang bergantung pada bagian otak yang terganggu pertama kali. Meskipun karakteristiknya berbeda-beda, kebanyakan penderita mengalami kejang berulang dengan pola sama.
Berdasarkan gangguan pada otak, epilepsi dibagi menjadi dua, yaitu parsial dan umum.
Kejang Parsial
Pada kejang parsial atau focal, gangguan hanya dialami pada sebagian otak saja. Kejang parsial dibagi lagi menjadi dua tipe, yakni: 

1. Kejang parsial simpel
Pada saat mengalami kejang parsial simpel, penderita tidak hilang kesadaran. Gejala-gejala dari kejang parsial simpel adalah:
  • Ada perasaan tidak nyaman yang sulit dideskripsikan.
  • Penderita merasa pernah berada dalam situasi yang sama (déjà vu).
  • Penderita merasakan sensasi tegang pada perut, seperti sedang menaiki wahana seru di taman hiburan.
  • Kesemutan pada tangan dan kaki.
  • Mengecap rasa atau menghirup aroma yang tidak biasa.
  • Anggota tubuh terasa kaku atau justru menyentak.
Gejala-gejala di atas dikenal sebagai sinyal peringatan. Sinyal ini timbul untuk memperingatkan penderita bahwa akan terjadi kejang, sehingga penderita dapat memberitahukan pada sekelilingnya atau pindah ke lokasi yang lebih aman.
Pada kejang parsial simpel, bagian tubuh yang mengalami kejang tergantung pada bagian otak mana yang mengalami gangguan. Jadi, kejang tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki. Bahkan, ada penderita yang tidak mengalami kejang fisik tetapi mengalami kejang psikis. Contohnya, merasa sangat gembira atau takut secara tiba-tiba.

2. Kejang parsial kompleks
Saat mengalami kejang parsial kompleks, penderita akan mengalami hilang kesadaran. Penderita juga tidak dapat mengingat kejang yang terjadi. Gejala-gejala kejang parsial kompleks adalah:
  • Menggosok-gosokkan tangan.
  • Membuat suara-suara aneh.
  • Menggerakkan tangan dengan tidak terkendali.
  • Menjumput pakaian berulang kali.
  • Berulang kali melakukan gerakan mengunyah atau menelan.
3. Kejang Umum
Pada kejang umum, gejala terjadi pada seluruh tubuh dan disebabkan oleh gangguan yang berefek pada seluruh bagian otak. Beberapa gejala kejang umum yang biasanya terjadi, yaitu:
  • Kejang tonik. Menyebabkan otot menjadi kaku. Biasanya terjadi pada otot punggung, kaki, dan lengan sehingga penderita rentan jatuh lalu cedera.
  • Kejang atonik. Menyebabkan otot melemas dan penderita jatuh.
  • Kejang klonik. Gerakan otot menyentak dan berulang, biasanya menyerang otot leher, wajah, dan lengan.
  • Kejang tonik-klonik. Penderita mengalami kejang menyeluruh hingga tak sadarkan diri sembari mengompol atau menggigit lidah.
  • Kejang mioklonik. Gerakan otot menyentak yang singkat, atau otot lengan dan kaki berkedut.
  • Kejang absence atau petite mal. Umumnya dialami anak-anak. Hilang kesadaran selama beberapa detik atau menggerak-gerakkan bibir disertai pandangan kosong.

Pengobatan

Sebagian besar epilepsi memang tidak dapat disembuhkan. Namun, penderita dapat mengonsumsi obat-obatan untuk mencegah terjadinya kejang. Obat yang umum diresepkan dokter adalah obat antiepilepsi (OAE). OAE terbukti efektif karena penderita epilepsi dapat mengalami penurunan frekuensi kejang secara drastis.
Dokter akan mempertimbangkan usia, kondisi, serta frekuensi kejang yang dialami pasien dalam menentukan jenis OAE yang akan diberikan. OAE yang diberikan dapat disesuaikan dengan obat-obatan yang mungkin sedang dikonsumsi oleh pasien untuk menangani penyakit lain, agar kinerja keduanya tidak bersinggungan. OAE harus dikonsumsi secara teratur.
Efek samping OAE, antara lain:
  • Mengantuk
  • Sakit kepala
  • Sulit berkonsentrasi
  • Kepadatan tulang berkurang
  • Muncul ruam pada kulit
  • Kelelahan
  • Peradangan pada organ tubuh
  • Merasa depresi
  • Timbul rasa ingin bunuh diri
Jika setelah mengonsumsi OAE, penderita mengalami perubahan suasana hati, depresi, atau muncul rasa ingin bunuh diri, segeralah berkonsultasi ke dokter.
Bedah otak
Jika OAE tidak efektif dalam mengurangi kejang, dokter mungkin akan menganjurkan bedah otak. Bedah otak dilakukan untuk mengangkat bagian otak yang menghasilkan kejang. Tindakan ini mungkin tidak akan menghilangkan kejang sepenuhnya, tetapi penderita akan dapat mengonsumsi OAE lebih sedikit atau dalam dosis kecil.
Bedah otak tidak berpengaruh pada fungsi vital, seperti berbicara, kemampuan bahasa, fungsi motorik, penglihatan atau pendengaran. Meski demikian, risiko bedah tetap ada, yakni masalah ingatan dan stroke pascaoperasi. Untuk itu, sebaiknya penderita mendiskusikan dengan dokter tentang untung dan rugi tindakan ini—jika memang metode ini direkomendasikan.
Hidup dengan Epilepsi
Epilepsi memengaruhi kehidupan penderitanya dengan cara berbeda-beda. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar penderita bisa menjalani rutinitias dengan normal, antara lain:
  • Ketahui pemicu kejang. Semakin Anda tahu mengenai pemicu kejang dan bagaimana cara menghindarinya, kejang akan lebih terkontrol.
  • Konsumsi obat-obatan secara teratur. OAE efektif mengatasi epilepsi pada 70 persen penderitanya. Diskusikan bersama dokter rencana pengobatan yang cocok dengan kondisi Anda.
  • Lakukan pemeriksaan secara rutin. Sebaiknya Anda sudah memiliki jadwal khusus untuk melakukan pemeriksaan.
  • Perawatan mandiri. Terapkanlah gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, olahraga secara teratur, serta menghindari minuman beralkohol. Diskusikan dengan dokter mengenai pola makan yang cocok dengan kondisi Anda. 

Penyebab

Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis epilepsi, yakni epilepsi idiopatik dan simptomatik. Epilepsi idiopatik adalah jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Ada dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor keturunan. Sebagian besar kasus epilepsi yang terjadi adalah epilepsi idiopatik.
Berbeda dengan epilepsi idiopatik, epilepsi simptomatik adalah kondisi epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan epilepsi simptomatik, yaitu:
  • Penyakit serebrovaskular (masalah pada pembuluh darah otak), seperti stroke.
  • Tumor otak.
  • Cedera parah di kepala.
  • Penyalahgunaan obat-obatan.
  • Kecanduan minuman beralkohol.
  • Penyakit infeksi otak, misalnya meningitis.
  • Pertumbuhan beberapa bagian otak terganggu.
  •  Masalah yang timbul pada saat proses melahirkan, seperti bayi tercekik tali pusar sehingga sempat mengalami kekurangan oksigen.
Pemicu Terjadinya Kejang
Bagi banyak penderita epilepsi, kejang dapat terjadi tanpa pemicu yang jelas. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat dikategorikan sebagai pemicu terjadinya kejang, yaitu:
  • Stres.
  • Kurang tidur.
  • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
  • Penyalahgunaan obat-obatan.
  • Menstruasi.
  • Melihat lampu atau cahaya berkedip. Kasus yang jarang terjadi, hanya lima persen penderita epilepsi yang memiliki kondisi fotosensitif epilepsi ini.

Wednesday, December 7, 2016

Batu Empedu

Pengertian

Penyakit batu empedu atau kolelitiasis merupakan gangguan kesehatan dimana terdapat batu dalam kandung atau saluran empedu. Pada beberapa kasus, batu bisa saja terdapat di kedua organ tersebut. Batu ini merupakan hasil dari cairan empedu yang memadat menjadi partikel keras menyerupai potongan batu –seperti batu kerikil.
Empedu itu sendiri merupakan satu-satunya jalur yang bekerja untuk mengeluarkan kelebihan kolesterol dari tubuh –baik sebagai kolesterol bebas maupun sebagai garam empedu. Sedangkan kandung empedu merupakan kantung yang berfungsi untuk menyimpan empedu sebelum dilepaskan ke dalam usus. Letak kandung empedu ada di bawah organ hati.
Jika batu empedu masuk ke dalam saluran empedu, maka dapat terjadi penyumbatan dan infeksi pada saluran empedu (kolangitis). Penyumbatan yang terjadi pada saluran empedu ini akan membuat bakteri tumbuh dan berkembang. Akibatnya timbullah infeksi di dalam saluran. Bakteri tersebut juga bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.
Batu empedu dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu batu empedu kolesterol, batu empedu pigmen, dan batu empedu campuran. Seperti namanya, batu empedu kolesterol terbentuk dari kolesterol. Batu empedu ini biasanya berwarna kuning atau hijau.
Selanjutnya batu empedu pigmen/bilirubin, terbentuk dari kalsium bilirubinat yang terlalu banyak dalam empedu. Batu empedu yang satu ini biasanya berwarna gelap, seperti hitam atau cokelat. Terakhir adalah batu empedu campuran yang merupakan campuran antara kolesterol dan bilirubin.
Batu Empedu

Diagnosis

Dalam mendiagnosis batu empedu, dokter akan mengumpulkan informasi dan pemeriksaan fisik yang akurat terhadap pasien. Lebih dari setengah penderita batu empedu biasanya tidak merasakan adanya gejala. Keluhan yang mungkin timbul adalah kembung yang kadang disertai rasa tidak enak pada tubuh ketika makan makanan berlemak.
Selain pengumpulan informasi, dokter juga akan menyarankan Anda untuk menjalani pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain adalah USG atau Pemeriksaan Ultrasonografi. Ini merupakan pemeriksaan standard yang untuk memperkuat diagnosis batu empedu. Pemeriksaan USG memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi, yaitu mencapai 95%.
Selain USG, pemeriksaan lain yang juga bisa dilakukan adalah CT Scan. Pemeriksaan dengan CT Scan dilakukan bila batu berada di dalam saluran empedu. Selain itu ada juga pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pemeriksaan ini diperlukan apabila ada komplikasi sakit kuning.

Gejala

Batu empedu pada umumnya tidak menimbulkan keluhan pada penderita –selama batu tidak masuk ke dalam saluran empedu. Namun jika batu masuk ke dalam ujung saluran empedu, Anda bisa saja merasakan adanya keluhan tertentu.
Apabila berukuran kecil, ada kemungkinan batu dengan mudah melewati saluran empedu dan masuk ke usus duabelas jari. Batu empedu tersebut mungkin saja tidak menimbulkan gejala hingga berpuluh tahun lamanya.
Gejala yang cukup mencolok pada gangguan batu empedu adalah rasa nyeri yang cenderung hebat dan menetap di saluran empedu. Nyeri tersebut timbul jika saluran empedu tersumbat oleh batu. Hal tersebut juga bisa memicu timbulnya rasa sakit perut hebat yang menjalar ke punggung atau bahu. Mual dan muntah sering kali berkaitan dengan serangan nyeri ini.
Gejala lain yang juga bisa muncul adalah demam, nyeri seluruh permukaan perut, perut terasa melilit, dan perut terasa kembung. Rasa nyeri yang hebat bisa saja berlangsung lebih dari 15 menit dan baru menghilang beberapa jam kemudian.
Timbulnya rasa nyeri seringkali berlangsung perlahan-lahan. Namun 30% kasus, rasa nyeri timbul secara tiba-tiba. Nyeri akibat batu saluran empedu biasanya menetap dan bertambah buruk sewaktu menarik nafas dalam.

Pengobatan

Pengobatan batu empedu harus disesuaikan dengan perkembangan batu dan dampaknya pada Anda. Sebab, pada dasarnya batu empedu member dampak dan pengaruh yang berbeda antara tiap orang.
Ada beberapa langkah pengobatan batu empedu:
Tahap Awal
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, batu empedu tidak selalu menimbulkan gejala. Jika batu empedu tidak menimbulkan gejala apapun, dokter biasanya tidak akan melakukan tindakan medis khusus. Namun, dokter akan memastikan terlebih dahulu bahwa tidak ada kemungkinan komplikasi yang akan terjadi. Tapi jika ditemukan adanya kemungkinan komplikasi atau penyakit lain yang berisiko meningkatkan komplikasi, maka diperlukan pengobatan lebih lanjut.
Tahap Lanjut
Pada tahap ini, perlu dilihat tingkat keparahan yang terjadi. Jika gejala nyeri yang Anda rasakan masih tergolong ringan dan jarang muncul, maka konsumsi obat sudah cukup. Biasanya obat yang diperlukan adalah kenis obat-obatan pereda sakit. Selain itu, sebaiknya Anda juga mengubah pola makan agar lebih sehat.
Namun jika rasa nyeri yang muncul –khususnya di area perut– terasa sangat hebat, maka diperlukan ada tindakan medis lebih lanjut. Apalagi jika nyeri muncul cukup sering. Kemungkinan diperlukan adanya tindakan operatif.
Tindakan Operatif
Tindakan medis ini diperlukan hanya apabila gejala yang Anda rasakan sangat berat dan parah. Kemungkinan terburuk adalah kantong empedu Anda harus diangkat. Ada beberapa tindakan operatif yang bisa dilakukan untuk menangani masalah batu empedu.
  1. Kolesistektomi laparoskopik
    Ini merupakan tindakan operatif yang paling sering direkomendasikan karena menghasilkan sayatan yang sangat minimal. Tindakan ini juga dikenal dengan istilah operasi lubang kunci karena ukuran sayatan yang sangat kecil –mirip lubang kunci. Masa pemulihan yang Anda perlukan berlangsung selama 1-2 minggu.
  2. Kolesistektomi terbuka
    Tindakan ini diperlukan jika ukuran batu empedu cukup besar hingga tidak dapat dikeluarkan lewat operasi lubang kunci. Atau bisa juga dilakukan jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk menjalani Kolesistektomi laparoskopik. Penyebabnya bisa bermacam-macam –seperti letak kandung empedu yang suli dijangkai atau pada kasus penderita obesitas. Masa pemulihan cukup lama, yaitu 1-1,5 bulan.
  3. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography)
    Untuk menangani masalah penyumbatan pada saluran empedu akibat adanya batu empedu juga dapat dilakukan lewat prosedur ERCP. Prosedur ini dilakukan tanpa mengangkat kandung empedu.
  4. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) 
    Ini merupakan prosedur pemecahan batu dengan menggunakan gelombang suara. Beberapa tahun yang lalu, penggunaan prosedur ESWL sangat popular. Meski demikian, prosedur ini hanya terbatas pada pasien yang telah benar-benar dipertimbangkan untuk menjalani terapi ini

Penyebab

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada tiga jenis batu empedu. Masing-masing terbentuk dan memiliki kandungan yang berbeda-beda. Batu empedu kolesterol mengandung sedikitnya 70% kolesterol dan sisanya adalah kalsium karbonat, kalsium palmitit, serta kalsium bilirubinat. Bentuknya lebih bervariasi dibandingkan bentuk batu pigmen.
Batu empedu ini hampir selalu terbentuk di dalam kandung empedu. Permukaannya licin, bulat, berduri, dan terkadanga ada yang mirip seperti buah murbei. Batu empedu kolesterol terjadi karena konsentrasi kolesterol di dalam cairan empedu tinggi. Hal tersebut tejadi sebagai akibat dari kolesterol dalam darah sangat tinggi.
Kolesterol yang tinggi dalam kantong empedu dapat memicu pengendapan yang lama kelamaan berubah menjadi batu. Penyebab lain adalah pengosongan cairan empedu di dalam kantong empedu yang kurang sempurna. Sisa cairan empedu di dalam kantong setelah proses pemompaan empedu juga dapat menyebabkan pengendapan.
Berbeda dengan batu empedu pigmen. Penampilan batu kalsium bilirubinat yang disebut juga batu lumpur atau batu pigmen, tidak banyak bervariasi. Seringkali ditemukan berbentuk tidak teratur, berukuran kecil, dengan variasi warna antara coklat, kemerahan, sampai hitam, dan terkadang berjumlah banyak.
Bentuknya seperti lumpur atau tanah yang rapuh. Batu pigmen terjadi karena bilirubin sukar larut dalam air. Selain itu juga karena adanya pengendapan garam bilirubin kalsium atau akibat penyakit infeksi.
Selanjutnya batu empedu campuran. Ini adalah jenis batu empedu yang paling banyak dijumpai –bahkan mencapai 80%. Batu empedu yang satu ini terbentuk dari kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai garam kalsium. Biasanya berganda dan sedikit mengandung kalsium "

Tuesday, December 6, 2016

Penyakit Alzheimer/ pikun

Pengertian

Penyakit Alzheimer/ pikun merupakan suatu kondisi dimana sebagian sel- sel di otak sudah tidak berfungsi. Akibatnya kemampuan otak menurun drastis.
Pada fase awal, penderita Alzheimer biasanya sering kehilangan memori jangka pendek. Misalnya lupa atau tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Selain itu, penderitanya juga sering lupa nama tempat atau benda- benda yang bahkan sering digunakan.
Penderita penyakit Alzheimer akan mengalami kemunduran fungsi intelektual yang cukup berat. Hal ini akan menimbulkan gangguan pada aktivitas harian maupun kehidupan sosial penderita.
Penyakit Alzheimer terjadi secara menahun dan tidak dapat sembuh secara seperti sediakala. Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan penderita penyakit Alzheimer 100%.
Risiko penyakit Alzheimer akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada umumnya penyakit ini muncul diatas usia 65 tahun dan lebih sering menyerang kaum wanita.
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat muncul pada penderita penyakit Alzheimer/ pikun adalah:
  • Depresi
  • Enggan melakukan kegiatan normalnya
  • Perubahan sikap dan perliaku
  • Perubahan pola tidur
  • Sulit berkomunikasi
  • Menarik diri dari keluarga dan lingkungan
Alzheimer

Diagnosis

Penentuan diagnosis terhadap penyakit Alzheimer/ pikun, dapat dilakukan melalui serngkian wawancara dan beberapa pemeriksaan. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menilai kemampun mengingat, perubahan sikap, derajat gangguan ingatan yang terjadi, hingga penyebab dari keluhan.
Untuk menilai kesehatan mental seorang penderita, maka mungkin akan dilakukan pemeriksaan dengan MMSE (Mini Mental State Examination). Pemeriksaan tambahan yang mungkin dilakukan seperti pemeriksan darah, pemeriksaan MRI, pemeriksaan CT-scan.

Gejala

Gejala awal penyakit Alzheimer/ pikun antara lain:
  • Mudah lupa, bahkan untuk hal-hal yang sering dilakukan atau hal-hal yang baru dilakukan.
  • Penderitanya sering mengalami disorientasi, khususnya untuk masalah waktu.
  • Kesulitan dalam fungsi kognitif kompleks, seperti matematika atau aktivitas organisasi.
Apabila kondisi ini berlanjut, beberapa keluhan yang dapat muncul adalah:
  • Kebingungan dan disorientasi
  • Perubahan sikap misalnya menjadi lebih agresif atau menjadi lebih curiga
  • Halusinasi atau delusi
  • Permasalahan dalam berbicara
  • Sulit melakukan tindakan tanpa adanya bantuan

Pengobatan

Terapi untuk penyakit Alzheimer/ pikun menyangkut beberapa aspek, seperti:
  1. Penggunaan obat-obatan. Golongan obat yang biasa digunakan untuk terapi penyakit Alzheimer/ pikun adalah cholinesterase inhibitor (misalnya Donepezil), Memantine, antidepresan, hingga obat anti cemas dan insomnia.
  2. Terapi lingkungan. Dalam hal ini menyangkut bagaimana cara membuat penderita Alzheimer merasa lebih nyaman. Misalnya dengan meletakkan benda-benda penting dalam hidup (dompet, kunci) di tempat yang sama setiap harinya. Pastikan juga penderita Alzheimer membawa ponsel kemanapun saat bepergian. 
  3. Pemeriksaan dokter secara rutin. 
  4. Perubahan gaya hidup. Lakukan olahraga secara rutin dan tingkatkan asupan nutrisi harian penderita. Beberapa vitamin yang bisa membantu penyakit Alzheimer adalah Omega-3, curcumin, ginkgo, dan vitamin E.
Pencegahan

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit Alzheimers/ pikun adalah:
  • Berhenti merokok
  • Hindari konsumsi alkohol dalam jumlah yang besar
  • Konsumsi makanan yang bernutrisi tinggi (mengandung sayur dan buah)
  • Berolahraga paling tidak 150 menit dalam seminggu
  • Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter
  • Aktifkan otak Anda dengan cara banyak baca, menulis, belajar bahasa, memainkan alat musik, bermain tennis, berenang dan berjalan.

Penyebab

Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti dari penyakit Alzheimer/ pikun. Meskipun demikian, terdapat beberapa faktor resiko munculnya penyakit ini, yaitu:
  • Meningkatnya usia
  • Riwayat keluarga yang menderita Alzheimer
  • Riwayat cedera kepala
  • Gaya hidup yang berhubungan dengan faktor resiko penyakit kardiovaskular